Minggu, 30 Maret 2014

PENDAKIAN PUNCAK GUNUNG SINABUNG



Menapakaki Puncak Tertinggi Gunung Sinabung


     Perjalanan ini sebenarnya tidak pernah di rencanakan sama sekali, dan aku juga tidak terpikirkan akan pergi mendaki gunung sinabung di saat saat setelah ujian sekolah selesai. hari terkahir setelah ujian sekolah selesai, aku dan teman - temanku yang biasa nongkrong kumpul di bawah pohon. Awalnya tidak ada terpikirkan oleh kami untuk membicarakan soal pendakian, tetapi teman ku alex tiba - tiba saja nyeletuk tentang kejenuhan tugas dan ujian sekolah ini, akhirnya kami membuat satu planning untuk pergi liburan ke satu tempat yang bisa menenangkan pikiran kami.


     Akhirnya tecetuslah oleh kami soal pendakian menuju puncak gunung sinabung. esoknya aku dan teman - teman ku pun berkumpul di gedung olahraga untuk pergi berangkat ke gunung sinabung, kalau bisa di bilang, persiapan mendaki kami tidak begitu matang dan itu terkesan kepepet. hahaha

    Akhirnya kami pun berangkat dengan peralatan seadanya dan stock makanan yang secukupnya untuk berangkat ke kabanjahe, dekat danau lau kawarr dimana gunung sinabung berada berdiri tegak dan kokoh di bawah danau lau kawar. kami pun sampai di kota kabanjahe kabupaten Karo, kami ingin melanjutkan perjalanan ke kecamatan Naman Teran, Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara, tetapi perjalan kami terhambat di karenakan kami tidak mendapatkan bis ke sana karena hari sudah larut malam, akhirnya kami memutuskan untuk beristirahat malam ini di masjid kota kabanjahe.

     Ke esokan Harinya kami pun melanjutkan perjalanan kami ke kecamatan Naman Teran, dimana gunung sinabung berada. sesampainya di sana kami pun melakukan persiapan untuk logistik dan registrasi. sebelum kami memulai pendakian kami berdoa terlebih dahulu, di pintu gerbang utama hutan rimba gunung sinabung.

      kami pun mulai mendaki, selangkah demi selangkah di jalan setapak hutan menuju puncak gunung sinabung, di tengah perjalanan tiba tiba saja temanku alex, lehernya di gigit oleh serangga yang ada di hutan itu, dia merintih kesakitan, badannya tiba tiba meriang dan tak kuasa melangkahkan dan melanjutkan perjalanan menuju puncak. kami pun berhenti sejenak untuk merawat dia dan menunggu keadaan dia pulih, kami pun membangun tenda di pos pemberhentian ke 2. malam pun tiba, akhirnya teman ku alex sudah mulai membaik, jadi kami terus memotivasi dia agar tidak menyerah begitu saja, karena langkah kita sudah begitu jauh dan langkah ini tidak akan berhenti di sini. akhirnya kami memutuskan akan melanjutkan pendakian menuju puncak sinabung jam 01.00 WIB, untuk mendaptakan sunrise.

     Kami pun beristirahat sejenak untuk mengumpulkan energi dalam menuju pendakian nanti jam 01.00 dini hari nanti. waktu pun menunjukkan pukul 01.00 WIB, kami pun bangun dan mempersiapkan logistik dan peralatan yang akan di bawa menuju puncak, tetapi tas, baju baju dan tenda kami tinggal di pos ke 2 karena itu bakal memberatkan perjalanan menuju pendakian, karena perjalanan ke puncak sangat terjal.

     Kami pun melangkah dan melanjutkan pendakian , langkah demi langkah aku langkahkan. akhirnya kami pun sampai di puncak tertinggi gunung sinabung tepat pada pukul 05.15 WIB, ternyata pendakian ku menuju puncak sinabung berhasil aku taklukkan bersama ke 4 sahabat ku alex,bonar,luksy dan lilo, aku bersyukur kepada Allah SWT karea bisa berhasil mencapai puncak. 

   Woww, subhanallah pemandangannya dari puncak sinabung begitu luar biasaa dan menakjubkan, aku bisa melihat daratan sumatera utara dari puncak ini, subhanallah Allah SWT menciptakan bumi yang seindah ini dan se fantassis ini...di atas puncak aku juga semakin merasa dekat dengan Allah SWT. sungguh luar biasa pendakian kali ini dan ini menjadi perjalana yang tidak akan pernah aku lupakan.

   Dari perjalanan dan pendakian ini aku belajar tentang arti kata pantang menyerah persahabatan, dan kebersamaan. jadi apapun cita cita yang ingin kita gapai, gantungkan itu tepat 5 cm di depan mata kita dan jangan pernah menyerah karena cita cita itu bakal tercapai walaupun banyak rintangan yang menghadang, tetapi kita pasti bisa melewati rintangan tersebut. so never give up teman teman. :)

















DEMOKRASI INDONESIA MAU DIBAWA KEMANA


DEMOKRASI INDONESIA MAU DI BAWA KEMANA ??


BAB I


PENDAHULUAN


A. Latar Belakang


Sebelum kita mengetahui tentang demokrasi yang berkembang di indonesia, ada baiknya kita tahu dulu apa itu demokrasi ?

Demokrasi adalah pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Demokrasi merupakan bentuk pemerintahan politik yang kekuasaan pemerintahannya berasal dari rakyat.

Kesadaran akan pentingnya demokrasi sekarang ini sangat tinggi. Hal ini dapat dilihat dari peran serta rakyat Indonesia dalam melaksanakan Pemilihan Umum baik yang dilaksakan oleh pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Ini terlihat dari jumlah pemilih yang tidak menggunakan hak pilihnya yang sedikit. Pemilihan umum ini langsung dilaksanakan secara langsung pertama kali

untuk memilih presiden dan wakil presiden serta anggota MPR, DPR, DPD, DPRD di tahun 2004. Walaupun masih terdapat masalah yang timbul ketika waktu pelaksanaan. Tetapi masih dapat dikatakan sukses.

Setelah suksesnya Pemilu tahun 2004, mulai bulan Juni 2005 lalu di 226 daerah meliputi 11 propinsi serta 215 kabupaten dan kota, diadakan Pilkada untuk memilih para pemimpin daerahnya. Sehingga warga dapat menentukan peminpin daerahnya menurut hati nuraninya sendiri. Tidak seperti tahun tahun yang dahulu yang menggunakan perwakilan dari partai. Namun dalam pelaksanaan pilkada ini muncul penyimpangan penyimpangan. Mulai dari masalah administrasi bakal calon sampai dengan yang berhubungan dengan pemilih.


B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Demokrasi di Indonesia Sekarang Ini?

C. Tujuan

Tujuan penulisan makalah ini adalah dapat mengerti tentang demokrasi di Indonesia sekarang ini dan peran demokrasi itu sendiri terhadap Pembangunan Nasional negara Indonesia.

BAB II

TEORI-TEORI

A. Pengertian Demokrasi


Menurut Internasional Commision of Jurits

Demokrasi adalah suatu bentuk pemerintahan oleh rakyar dimana kekuasaan tertinggi ditangan rakyat dan di jalankan langsung oleh mereka atau oleh wakil-wakil yang mereka pilih dibawah sistem pemilihan yang bebas. Jadi, yang di utamakan dalam pemerintahan demokrasi adalah rakyat.

Menurut Lincoln

Demokrasi adalah pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat (government of the people, by the people, and for the people).

BAB III

PEMBAHASAN


A. Demokrasi Di Indonesia Saat Ini


Demokrasi Indonesia pasca kolonial, kita mendapati peran demokrasi yang makin luas. Di zaman Soekarno, kita mengenal beberapa model demokrasi. Partai-partai Nasionalis, Komunis bahkan Islamis hampir semua mengatakan bahwa demokrasi itu adalah sesuatu yang ideal. Bahkan bagi mereka, demokrasi bukan hanya merupakan sarana, tetapi demokrasi akan mencapai sesuatu yang ideal. Bebas dari penjajahan dan mencapai kemerdekaan adalah tujuan saat itu, yaitu mencapai sebuah demokrasi. Oleh karena itu, orang makin menyukai demokrasi.

Demokrasi yang berjalan di Indonesia saat ini dapat dikatakan adalah Demokrasi Liberal. Dalam sistem Pemilu mengindikasi sistem demokrasi liberal di Indonesia antara lain sebagai berikut:

1. Pemilu multi partai yang diikuti oleh sangat banyak partai. Paling sedikit sejak reformasi, Pemilu diikuti oleh 24 partai (Pemilu 2004), paling banyak 48 Partai (Pemilu 1999). Pemilu bebas berdiri sesuka hati, asal memenuhi syarat-syarat yang ditetapkan KPU. Kalau semua partai diijinkan ikut Pemilu, bisa muncul ratusan sampai ribuan partai.

2. Pemilu selain memilih anggota dewan (DPR/DPRD), juga memilih anggota DPD (senat). Selain anggota DPD ini nyaris tidak ada guna dan kerjanya, hal itu juga mencontoh sistem di Amerika yang mengenal kedudukan para anggota senat (senator).

3. Pemilihan Presiden secara langsung sejak 2004. Bukan hanya sosok presiden, tetapi juga wakil presidennya. Untuk Pilpres ini, mekanisme nyaris serupa dengan pemilu partai, hanya obyek yang dipilih berupa pasangan calon. Kadang, kalau dalam sekali Pilpres tidak diperoleh pemenang mutlak, dilakukan pemilu putaran kedua, untuk mendapatkan legitimasi suara yang kuat.

4. Pemilihan pejabat-pejabat birokrasi secara langsung (Pilkada), yaitu pilkada gubernur, walikota, dan bupati. Lagi-lagi polanya persis seperti pemilu Partai atau pemilu Presiden. Hanya sosok yang dipilih dan level jabatannya berbeda. Disana ada penjaringan calon, kampanye, proses pemilihan, dsb.

5. Adanya badan khusus penyelenggara Pemilu, yaitu KPU sebagai panitia, dan Panwaslu sebagai pengawas proses pemilu. Belum lagi tim pengamat independen yang dibentuk secara swadaya. Disini dibutuhkan birokrasi tersendiri untuk menyelenggarakan Pemilu, meskipun pada dasarnya birokrasi itu masih bergantung kepada Pemerintah juga.

6. Adanya lembaga surve, lembaga pooling, lembaga riset, dll. yang aktif melakukan riset seputar perilaku pemilih atau calon pemilih dalam Pemilu. Termasuk adanya media-media yang aktif melakukan pemantauan proses pemilu, pra pelaksanaan, saat pelaksanaan, maupun paca pelaksanaan.

7. Demokrasi di Indonesia amat sangat membutuhkan modal (duit). Banyak sekali biaya yang dibutuhkan untuk memenangkan Pemilu. Konsekuensinya, pihak-pihak yang berkantong tebal, mereka lebih berpeluang memenangkan Pemilu, daripada orang-orang idealis, tetapi miskin harta.Akhirnya, hitam-putihnya politik tergantung kepada tebal-tipisnya kantong para politisi.

Semua ini dan indikasi-indikasi lainnya telah terlembagakan secara kuat dengan payung UU Politik yang direvisi setiap 5 tahunan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa sistem demikian telah menjadi realitas politik legal dan memiliki posisi sangat kuat dalam kehidupan politik nasional.

Pesta demokrasi yang kita gelar setiap 5 tahun ini haruslah memiliki visi kedepan yang jelas untuk membawa perubahan yang fundamental bagi bangsa Indonesia yang kita cintai ini, baik dari segi perekonomian, pertahanan, dan persaiangan tingkat global. Oleh karena itu, sinkronisasi antara demokrasi dengan pembangunan nasional haruslah sejalan bukan malah sebaliknya demokrasi yang ditegakkan hanya merupakan untuk pemenuhan kepentingan partai dan sekelompok tertentu saja.

Jadi, demokrasi yang kita terapkan sekarang haruslah mengacu pada sendi-sendi bangsa Indonesia yang berdasarkan filsafah bangsa yaitu Pancasila dan UUD 1945.

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari pengalaman masa lalu bangsa kita, kelihatan bahwa demokrasi belum membudaya. Kita memang telah menganut demokrsai dan bahkan telah di praktekan baik dalam keluarga, masyarakat, maupun dalam kehidupan bebangsa dan bernegara. Akan tetapi, kita belum membudanyakannya. Membudaya berarti telah menjadi kebiasaan yang mendarah daging. Mengatakan “Demokrasi telah menjadi budaya” berarti penghayatan nilai-nilai demokrasi telah menjadi kebiasaan yang mendarah daging di antara warga negara. Dengan kata lain, demokrasi telah menjadi bagian yang tidak dapat dipisah-pisahkan dari kehidupanya. Seluruh kehidupanya diwarnai oleh nilai-nilai demokrasi.Namun, itu belum terjadi. Di media massa kita sering mendengar betapa sering warga negara, bahkan pemerintah itu sendiri, melanggar nilai-nilai demokrasi. Orang-orang kurang menghargai kebabasan orang lain, kurang menghargai perbedaan, supremasi hukum kurang ditegakan, kesamaan kurang di praktekan, partisipasi warga negara atau orang perorang baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam kehidupan pilitik belum maksimal, musyawarah kurang dipakai sebagai cara untuk merencanakan suatu program atau mengatasi suatu masalah bersama, dan seterusnya. Bahkan dalam keluarga dan masyarakat kita sendiri, nilai-nilai demokrasi itu kurang di praktekan.



DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Demokrasi. tanggal 21 April 2009 pukul. 19.20 WIB
Dahlan, Saronji, , S.Pd, M.Pd. Pendidikan Kewarganegaraan,Yogyakarta,2003
Alfian dan Oetojo Oesman, Demokrasi Indonesia, Jakarta,2002
Wijianti, S.Pd. dan Aminah Y., Siti, S.Pd “ Kewarganegaraan (Citizenship)”. Jakarta,2006